Rabu, 26 November 2014

Manusia dan Harapan

Setiap manusia mampunyai harapan. Manusia tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Akan tetapi seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempuyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi. Sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan bila dibandingkan dengan cita-cita. Terdapat persaan antara harapan dan cita-cita yaitu:
Keduanya menyakut masa depan karena belum terwujud
Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

APA SEBAB MANUSIA MAMPUNYAI HARAPAN?
Manusia adalah mahluk sosial. Setiap lahir kedunia langsung disambut dengan suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan kodrat 
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup dengan manusia lain.
     
Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan rohani.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas. 
Dengan adanya dorongan kodrat dan doronngan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hekekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodrat harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah:
a. Kelangsuangan hidup ( survival )
b. Keamanan ( safety )
c. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai ( be loving and love )
d. Diakui lingkungan ( status )
e. Perwujudan cita-cita ( self actualization )

Kelangsungan Hidup (survival)
Untuk kelangsuangan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak lahir.
Untuk mencakupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.

Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda meminta perlindungan. Setalah tubuh besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang Nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering menjelaskan cara memperoleh keamanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberi keamanan yang diharapkan.

Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadarakan akan hak      dan kewajiban. 
Bila seorang telah meninjak dewasa, sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.

Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarganya, status dalam masyarakat , dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa itu orang tuanya , namun masyarakat tetap memberikan cap yang negative. Bahkan ada orang yang berpendapat janagn memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin meningkatkan harga diri, dan sebagainya.



Perwujudan cita-cita
Manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

KEPERCAYAAN
Kepercaayan berasal dari kata percaya, yaitu mengakui meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. 
Ada jenis pengetahuan yang dimilki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu karna orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar pula kepercayaan yang dia dapat.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan, artinya diberitahukan oleh Tuhan. Langsuang atau tidak langsuang. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri, juga hak beragama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran atau benar sangat penting bagi manusia. Setiap manusia mendambakannya, karena ia mempunyai arti      khusus bagu hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhakan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan “sekali lancing ke ujian, selama hidup orang tak percaya” karena itu, wajarlah kalau ketidak benaran dapat berakibat kegelisahan, ketidak pastian dan kedukaan.

Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang”. Yang isisnya, agat setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata pencaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar. Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juga ditemui dalam agama-agama lain.
Jelas bagi kita, kebenaran merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari, mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
     Dr. Yuyun Suriasumantri di dalam bukunya terdapat tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1. Teori koherensi atau konsistensi
        Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan                                  
        sebelumnya yang dianggap benar.
        Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati.

2. Teori korespondensi
        Suatu teori yang menjelaskan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan         
        itu berkoresponden (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
        Contoh :  Jakarta itu ibukota republic Indonesia

3. Teori pragmatis
        Kebenaran suatau pernyataan diukur dengan kriteria. Apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam                     
        kehidupan praktis.
          Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut, yang selalu diusakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab keridak benaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.



Nugroho Widyo., Muchji Achmad. 1994. MKDU Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma